Budidaya Cabe Secara Organik
Cabe merupakan salah satu komoditi
unggulan tanaman hortikultura yang menjadi primadona bagi petani.
Tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena merupakan salah
satu dari komoditi yang dibutuhkan setiap saat. Selain digunakan untuk
berbagai jenis bumbu dan penyedap masakan, cabe juga dibutuhkan dalam
bidang industri makanan seperti mie instant misalnya.
Cabe (Capsicum annum) dalam
budidayanya
membutuhkan perhatian yang ekstra dari petani. Dengan umur tanam yang satu musimnya cukup panjang yaitu sampai dengan 14 bulan sebagaimana hasil studi Institut Pertanian Organik Aie Angek, cabe juga memiliki kendala teknis yang beragam.
membutuhkan perhatian yang ekstra dari petani. Dengan umur tanam yang satu musimnya cukup panjang yaitu sampai dengan 14 bulan sebagaimana hasil studi Institut Pertanian Organik Aie Angek, cabe juga memiliki kendala teknis yang beragam.
Dengan tahapan pertumbuhan
yang dimilikinya, tanaman cabe sangat rentan terhadap seranganhamadan
penyakit jika tidak dirawat secara intensif. Bahkan hingga saat ini
sangat banyak ditemui penyakit danhamayang menyerang tanaman cabe mulai
dari pembibitan sampai dengan pada saat berbuah.
Di IPO Aie Angek, sudah
dilakukan studi ala petani untuk mencoba mengusahakan budidaya tanaman
cabe secara organic dan juga polikultur. Dengan menggunakan pupuk
organic yang berasal dari kotoran dan urin kambing ternyata tanaman cabe
ini bisa berumur cukup panjang sampai dengan 14 bulan. Dikombinasikan
dengan berbagai macam sayuran sebagai tanaman tumpangnya maka sebelum
tanaman cabe menghasilkan petani bias mendapatkan hasil dari tanaman
tumpangannya.
Dari hasil studi yang sudah
dilaksanakan di IPO Aie Angek, juga didapatkan bahwa hasil tanaman
setiap batangnya selama tanaman berproduksi adalah antara 1 – 1,2 kg
per batangnya. Bahkan hasil ini masih bisa meningkat jika seandainya
tanaman cabe dipertahankan untuk diusahakan lebih lama.
Dalam usaha tani cabe,
dikarenakan tanaman cabe ini memiliki kerentanan yang tinggi terhadap
serangan OPT, maka harus sudah dilakukan upaya antisipasi mulai dari
awal memulai proses pengolahan tanah sampai dengan saat tanaman di
panen.
Langkah – Langkah Budidaya Cabe Secara Organik dan Polikultur
Tahap Persiapan.
Sebagai langkah awal dalam
budidaya cabe secara organik adalah kita harus terlebih dahulu
mempersiapkan areal lahan yang akan kita usahakan sebelum kita melakukan
penyemaian benih dan pengolahan tanah. Dipersiapkan kondisi lahan yang
akan diolah dan ditanami dengan cabe dengan hal – hal sebagai berikut :
- Penyiapan tanaman pembatas lahan yang akan ditanami cabe dengan lahan di sekitarnya. Tanaman pembatas yang bisa dimanfaatkan seperti tithonia, rumput gajah dan banyak tanaman lainnya yang bisa didapatkan disekitar lahan.
- Pembuatan tempat tinggal musuh alami dan serangga predator sebagai penyeimbang ekosistem di lahan. Hal ini dilakukan dengan menanam bunga – bungaan yang berwarna cerah dan menarik perhatian serangga untuk datang dan tinggal di lahan. Misalnya menanam bunga tahi ayam, bunga matahari maupun jenis bunga lainnya.
- Setelah hal diatas dilakukan, juga harus dipersiapkan tanaman perangkap yang akan ditanam di bedengan nantinya. Yang biasa digunakan di IPO Aie Angek adalah bunga tahi ayam dan bunga matahari.
Tahap Penyemaian Benih
Langkah – langkah yang
dilakukan dalam penyemaian benih cabe sangat menentukan dan berdampak
penting dalam proses perkembangan tanaman cabe selanjutnya. Karena dalam
tahap penyemaian ini beberapa penyakit yang saat ini banyak menyerang
tanaman cabe bisa mulai menyerang.
- Penyiapan lahan pesemaian sebelum kita melakukan penyemaian adalah hal yang sangat menentukan. Jika penyemaian dilakukan di lahan, maka lahan yang akan digunakan haruslah disanitasi atau dibersihkan dari segala macam sisa tanaman maupun sisa gulma. Hal ini harus dilakukan karena sangat besar kemungkinan sisa tanaman maupun sisa gulma tadi merupakan tanaman yang berpotensi sebagai sumber seranganhamaataupun penyakit.
- Penggunaan kompos sebagai pupuk awal di pesemaian akan sangat membantu pertumbuhan benih menjadi bibit yang bagus dan kuat saat akan ditanam. Kompos yang digunakan haruslah kompos yang betul – betul sudah matang dan memiliki kandungan bahan organic ataupun hara yang tinggi. Sangat disarankan lahan pesemaian sudah disiapkan minimal 2 – 3 hari sebelum benih disemaikan. Media pesemaian harus merupakan pencampuran tanah dan kompos yang sudah merata sehingga nantinya setelah benih berkecambah akan mendapatkan hara yang merata sehingga bibit yang nantinya dihasilkan merata pertumbuhannya.
- PERLAKUAN TERHADAP BENIH SEBELUM DISEMAI HARUS DILAKUKAN SEBAGAI IMUNISASI AWAL TERHADAP SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT. Hal ini wajib dilaksanakan karena tahap awal pertumbuhan tanaman ini sangat rentan terhadap kemungkinan terserang penyakit. Benih diperlakukan terlebih dahulu dengan menggunakan agens hayati Pseudomonas fluorescence. Sebelum disemai benih direndam dengan Pf selama 24 jam. Dan setelah itu benih dikering anginkan selama 2-3 jam sebelum disemaikan.
- Setelah disemai kemudian benih ditutupi dengan karung plastic sampai dengan benih berkecambah dan mulai tumbuh. Setelah benih tumbuh maka karung plastic tersebut dipindahkan dan benih di pasangakan atap plastic transparan selama lebih kurang 2 minggu sampai benih sudah kuat untuk langsung menerima kondisi lingkungan yang ada seperti sinar matahari yang langsung dan hujan yang turun
- Pengamatan dan pengendalian seranganhamadan penyakit selama benih di pesemaian harus dilakukan terus menerus mulai dari bibit mulai tumbuh sampai dengan dipindahkan ke lahan. Pengamatan dilakukan secara berkala dan jika didapati adanya seranganhamapenyakit harus langsung dilakukan upaya pengendalian menggunakan ramuan nabati yang sesuai dengan seranganhamadan penyakit yang ada
- Pengamatan terhadap pertumbuhan bibit di pesemaian harus dilakukan terus menerus sehingga bibit terhindar dari perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim seperti kekurangan air dan perubahan cuaca. Harus dilakukan penyiraman bibit dan jika perlu air yang digunakan ditambah dengan pupuk dari urine kambing ataupun ekstrak kompos.
- Tahapan penyemaian benih yang sama juga digunakan untuk tanaman lain yang akan dijadikan sebagai pendamping tanaman cabe
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan
seefisien mungkin dan harus sesuai dengan kaidah – kaidah konservasi
tanah. Pembuatan teras atau bedengan harus memperhatikan kondisi
permukaan lahan yang akan ditanami. Pembuatan drainase air harus
mengarah kepada timbulnya infiltrasi atau peresapan air ke dalam tanah
bukannya menimbulkan aliran permukaan (run off) yang akan mengikis top
soil tanah sehingga tanah makin lama akan semakin kurus karena unsur
haranya terbawa air. Yang harus diperhatikan lagi adalah pembuatan teras
atau bedengan disesuaikan dengan jarak tanam tanaman cabe. Dari studi
yang dilakukan IPO Aie Angek, jarak tanam yang digunakan adalah 60 cm x
70 cm, ini dikarenakan system polikultur yang akan kita gunakan.
Pengolahan tanah yang
dilakukan haruslah betul – betul efektif dan efisien. Tanah harus
bersih dari gulma dan sisa – sisa perakaran tanaman sebelumnya yang
mungkin masih tertinggal di lahan.
Pembuatan teras atau bedengan
juga harus tertata dan rapi. Dengan kondisi lahan yang rapi dan tertata
ini akan menimbulkan kenyamanan dan kebetahan untuk berada dan
beraktifitas di lahan selama mungkin. Hal ini akan menimbulkan
kegairahan bagi petani untuk bersenyawa dengan tanaman dan bagian –
bagian lainnya dari keseluruhan unsur agroekosistem yang ada.
Setelah selesai dilakukan
pembuatan teras atau bedengan, maka kemudian permukaan bedengan atau
media tanam ditebarkan kompos sebagai pupuk dasar. Yang digunakan disini
adalah kompos, bukan pupuk kandang. Bisa jadi kompos yang digunakan
berasal dari pupuk kandang yang sudah diproses sedemikian rupa. Namun
dalam konsep pertanian organik, kompos yang dibuat tidak boleh
menggunakan atau berasal dari bahan – bahan yang mengandung unsur kimia
buatan dalam bentuk apapun.
Setelah kompos ditaburkan
maka kemudian bagian permukaan bedengan dicincang atau diaduk dengan
cangkul sampai merata komposis antara tanah dengan kompos di setiap
bagian permukaan bedengan sampai dengan pada kedalaman 15 – 20 cm. Baru
kemudian permukaan bedengan ditutupi dengan mulsa.
Mulsa yang digunakan adalah
tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai penutup permukaan bedengan dan
juga sebagai sumber pupuk atau hara bagi tanaman. Tumbuhan yang bisa
digunakan sebagai mulsa salah satunya adalah Tithonia atau bungo rayo
paik. Selain itu juga bisa digunakan jerami padi. Namun pada prinsipnya
bahan mulsa yang akan digunakan adalah bahan yang mudah didapatkan
disekitar lahan kita.
Dalam pertanian organic
penggunaan mulsa dari plastic tidak dilarang, namun karena prinsip dasar
kita dalam pertanian organic adalah pengeluaran yang serendah –
rendahnya dan pemanfaatan sumber daya yang ada di sekitar kita. Selain
itu dari beberapa kasus, mulsa plastik berpotensi sebagai tempat
berkembang biaknya jamur yang tidak menguntungkan.
Setelah dilakukan pemasangan
mulsa maka bibit yang ada di pesemaian dan sudah siap untuk dipindahkan
ke lahan bisa segera di tanam.
Penanaman.
Pada daerah dengan tinggi
lebih dari 1000 meter dari permukaan laut ada kecenderungan penyemaian
cabe bisa memakan waktu sampai dengan 40 – 45 hari. Di IPO Aie Angek
yang terletak pada ketinggian 1350 mdpl lama penyemaian cabe sampai siap
tanam mencapai 45 hari. Hal ini disimpulkan dari beberapa kali proses
penyemaian cabe yang dilakukan memakan waktu yang tidak jauh berbeda.
Jarak tanam yang digunakan
adalah 60 x 70 cm dengan pertimbangan jarak tanam tersebut memungkinkan
untuk pertumbuhan tanaman yang bagus bagi tanaman cabe itu sendiri dan
tanaman pendamping nantinya. Lebar bedengan yang digunakan adalah 110 cm
dengan tinggi 40 cm.
Beberapa tanaman yang
memungkinkan dikombinasikan dengan cabe antara lain brokoli atau kubis
bunga, bawang daun atau juga selada. Pada saat tanaman cabe masih
berumur sampai dengan 100 hari masih memungkinkan dikombinasikan dengan
brokoli atau kubis bunga maupun kubis. Namun setelah tanaman cabe
melewati umur 120 hari maka pertumbuhan brokoli dan sejenisnya akan
terganggu karena berkurangnya intensitas sinar matahari yang didapat
karena tanaman cabe yang sudah rimbun serta perakaran cabe yang sudah
meluas dan dalam.
Kombinasi yang sudah
dilakukan di IPO Aie Angek adalah cabe dengan brokoli ditambah bawang
daun, setelah brokoli panen diganti dengan selada, bawang daun bisa
diganti dengan kalian.
Sebagai langkah awal
pengendalian OPT setelah tanam maka tanaman di pasangkan gelas air
mineral yang sudah dipotong bagian bawahnya untuk mengantisipasi
serangan ulat potong Agrotis Ipsilon.
Setelah itu juga dilakukan
penanaman tanaman perangkap seperti bunga tahi ayam atau bunga matahari
di setiap ujung dan pertengahan bedengan.
Pengendalian Gulma
Pengendalian atau penyiangan
gulma dilakukan secara berkala. Idealnya adalah sejalan dengan waktu
pemupukan. Jadi setelah dilakukan penyiangan langsung dilakukan
pemupukan. Hasil penyiangan gulma dapat dijadikan mulsa yang diletakkan
diatas permukaan bedengan secara merata atau diberikan kepada ternak
sebagai sumber makanan.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan antara
lain bubur cikam dan urin kambing serta ekstrak tithonia. Pemakaian
pupuk tersebut diberikan secara bergantian dengan jarak waktu 10 – 14
hari. Bubur cikam diberikan dengan dosis 1 : 3, 1 bagian bubur cikam
ditambah 3 bagian air. Untuk pemakaian urin kambing bisa dilakukan tanpa
penambahan air. Sedangkan penggunaan ekstrak tithonia bisa dilakukan
dengan penambahan air sebanyak 1 : 1. Jika anda ingin lebih praktis dan mutu terjamin (komposisi kandungan terjaga) >> HOLLY LAND PLUS bisa anda gunakan sebagai Pupuk Cair Organik dengan harga terjangkau dan hasil yang lebih maksimal,
Pengamatan Tanaman dan Pengendalian Serangan Hama dan Penyakit
Pengamatan terhadap tanaman
harus dilakukan secara berkala dan intensif untuk mengetahui gejala
seranganhamaatau penyakit sedini mungkin. Begitupun untuk mengetahui
tingkat kematian tanaman sedini mungkin sehingga bisa segera dilakukan
penyisipan tanaman.
Pengendalian terhadap
seranganhamaatau penyakit bisa dilakukan dengan secara berkala
menggunakan ramuan nabati yang sesuai denganhamaatau penyakit yang
menyerang tanaman. Tanaman yang terserang penyakit harus sesegera
mungkin dipindahkan dari lahan dan dibakar. Hal ini untuk menjaga agar
tingkat serangan penyakit tidak bertambah dengan cepat. Untuk
pengendalian hama, pemakaian ramuan nabati dilakukan tidak hanya ketika
tanaman terserang hama.
Pengendalian harus dilakukan
mulai dari pembibitan sampai panen secara terus menerus seiring dengan
pengamatan yang intesif.
Panen dan Pasca Panen
Pada tanaman cabe yang
dibudidayakan secara organic, panen dapat dilakukan sampai tanaman
berumur 14 bulan. Hal ini bisa dilakukan karena perawatan yang intensif
dan pemberian pupuk yang kontinyu.
Setelah tanaman tidak lagi
produktif dan akan diganti, maka tanaman harus dicabut dan dibakar untuk
mengantisipasi kemungkinan adanya bibit penyakit yang tidak terpantau.
Sangat dianjurkan untuk lahan
yang sebelumnya sudah ditanami dengan cabe maka pada musim tanam
berikutnya lahan tersebut tidak ditanami dengan tanaman yang satu famili
dengan cabe seperti tomat dan terong. Ini dikhawatirkan akan bisa
membuat berkembangnya bibit penyakit yang ada karena mendapatkan inang
baru.
Holly LAnd Plus mendukung pertanian Organik untuk Bumi.
Holly LAnd Plus mendukung pertanian Organik untuk Bumi.
By duniaorganik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar