AEROPONIC SYS |
BEBERAPA SISTEM HIDROPONIK
Sobat DO , di bawah ini kami uraikan beberapa sistem hidroponik yang telah diterapkan oleh negara-negara maju dan berkembang. Baik untuk skala penghobi ataupun bisnis. Antara lain :
1. AEROPONIC SYSTEM Merupakan sistem hydroponik yang canggih dan membutuhkan investasi yang cukup mahal. Cara kerjanya
yakni larutan nutrisi dari penampungan disemprotkan (injeksi) melalui nosel ( nozzle spray ) berbentuk kabut langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang terukur ( ppm ) serta oksigen. Dengan menggunakan pewaktu (timer) maka, secara berkala akar akan selalu disemprotkan menggunakan nosel khusus dengan durasi tertentu agar akar tanaman tetap basah.
yakni larutan nutrisi dari penampungan disemprotkan (injeksi) melalui nosel ( nozzle spray ) berbentuk kabut langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang terukur ( ppm ) serta oksigen. Dengan menggunakan pewaktu (timer) maka, secara berkala akar akan selalu disemprotkan menggunakan nosel khusus dengan durasi tertentu agar akar tanaman tetap basah.
2. SISTEM IRIGASI TETES ( DRIP IRRIGATION )
Sistem Irigasi Tetes merupakan system hidroponik yang sering digunakan untuk saat ini. Sistem operasinya sederhana yaitu dengan menggunakan timer untuk mengontrol kerja pompa air. Pada saat pompa air dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman, air irigasi diberikan perlahan-lahan dengan tetesan terputus-putus atau terus menerus berupa aliran tipis atau semprotan kecil. Salah satu modifikasi sistem irigasi tetes ini yakni menggunakan pipa berlubang tanpa menggunakan komponen emiter/ penetes. Supaya tanaman berdiri tegak, maka tanaman ditopang menggunakan media tanam lain seperti cocopeat (serbuk sabut kelapa ), sekam bakar, batu zeolit, arang, pasir dan lain lain selain tanah.
Sistem Irigasi Tetes merupakan system hidroponik yang sering digunakan untuk saat ini. Sistem operasinya sederhana yaitu dengan menggunakan timer untuk mengontrol kerja pompa air. Pada saat pompa air dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman, air irigasi diberikan perlahan-lahan dengan tetesan terputus-putus atau terus menerus berupa aliran tipis atau semprotan kecil. Salah satu modifikasi sistem irigasi tetes ini yakni menggunakan pipa berlubang tanpa menggunakan komponen emiter/ penetes. Supaya tanaman berdiri tegak, maka tanaman ditopang menggunakan media tanam lain seperti cocopeat (serbuk sabut kelapa ), sekam bakar, batu zeolit, arang, pasir dan lain lain selain tanah.
DRIP IRRIGATION |
3. NFT ( NUTRIENT FILM TECHNIQUE )
Teknik ini adalah cara yang paling populer dalam istilah hidroponik, biasanya diterapkan untuk skala bisnis . Sistem NFT ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa menggunakan timer untuk pompanya selama minimal 10 s/d 14 jam setiap harinya .
Nutrisi ini mengalir kedalam gully (wadah berbentuk persegi seperti talang air ) melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan air, begitu seterusnya. Air nutrisi yang mengalir sangatlah tipis berkisar 2 mm s/d 4 mm , dengan kemiringan gully 3 cm per 1 m nya. Jadi air akan mengalir dengan lancar hingga menimbulkan riak-riak di dalam gully, dan akarpun akan terpenuhi pasokan oksigennya. Kelemahan sistem ini adalah air nutrisi diharuskan tetap mengalir dari pagi sampai sore tanpa putus, artinya jika terjadi kerusakan pompa atau ada masalah lain hingga terhentinya sirkulasi air, maka akan beresiko kematian atau mempengaruhi mutu pertumbuhan terhadap tanaman.
4. DFT ( DEEP FLOW TECHNIQUE )Teknik ini mirip dengan NFT. Pada DFT ketebalan air nutrisi 2 s/d 4 cm dan tidak ada kemiringan. Jadi seandainya terjadi masalah hingga sirkulasi terhenti , tanaman tetap aman karena masih ada genangan air nutrisi 2 s/d 4 cm. Di Indonesia biasanya menggunakan pipa pvc (2 s/d 4 inchi) , karena susahnya untuk mendapatkan gully.
DFT |
5. Sistem Ebb & Flow
Bekerja dengan cara membanjiri sementara wadah pertumbuhan dengan nutrisi sampai air pada batas tertentu, kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam penampungan, begitu seterusnya. Sistim ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. Atau biasanya disebut sistim pasang surut. Air akan menggenang dan membasahi akar selama waktu tertentu, yakni disesuaikan kebutuhan tanaman dan kondisi lingkungan.
6. Walter Culture
Merupakan system hidroponik yang sederhana . Di Indonesia lebih populer disebut dengan Sistim Rakit Apung . Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat dari Styrofoam (atau lainnya) dan mengapung langsung di atas cairan nutrisi. Dibantu pompa udara (aerator) ke dalam air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai suplay oksigen tambahan ke akar-akar tanaman.
WATER CULTURE |
WICK SYSTEM |
7. Sistem Sumbu ( Wick System )
Ini salah satu system hidroponik yang paling sederhana sekali dan biasanya digunakan oleh kalangan pemula. Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada part-part yang bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan perantara sejenis sumbu, seperti kain flanel atau lain sebagainya.
Semoga bermanfaat. ( dr berbagai sumber )
Baca Juga :
- 13 Kelebihan Pupuk Organik
- Ternak Cacing Tanah - Lumbricus Rubellus
- Usaha Budidaya Lele Sangkuriang