Budidaya Belut Dalam Drum Memanfaatkan Lahan Sempit
Seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di sektor perikanan, pemanfaatan lahan yang tidak luas dapat digunakan dalam aneka budidaya perikanan.
Usaha perikanan yang dapat dilakukan dilahan sempit adalah Budidaya
belut. Mengapa kita dapat membudidayakan belut dilahan sempit , karena
kita akan menggunakan media
drum atau tong dari besi atau plastik.
PERLENGKAPAN
- Tong/drum, disarankan dari bahan plastik, supaya tidak berkarat.
- Paralon.
- Kawat kasa.
- Tandon penampungan air.
- Ember, serok, cangkul, baskom, jerigen dll.
PERSIAPAN DAN TEKNIK BUDIDAYA
Sebelum memulai budidaya belut dalam drum/tong, dibutuhkan media
pemeliharaan sebagai tempat belut berkembang biak, media pemeliharaan
ini sangat penting mengingat keberhasilan budidaya yang kita lakukan
sangat bergantung pada media pemeliharaan ini. Untuk media pembesaran
hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Drum
Drum yang digunakan sebaiknya tidak bocor dan berkarat, jika
menggunakan drum/tong dari besi yang berkarat sebaiknya dibersihkan
dahulu dari karat dan lakukan pengecatan ulang dan diamkan sampai kering
dan tidak berbau cat lagi.
Cara merakit Drum/tong :
- Letakkan tong pada posisi mendatar, agar media menjadi lebih luas.
- Buka bagian tengah drum/tong, sisakan 5 cm pada sisi kanan dan kiri.
- Pasanglah tumpuan/ganjal supaya drum/tong tidak menggelinding, atau bergerak.
- Buat saluran pembuangan dibawah drum, letaknya dapat disesuaikan dengan penampungan limbah pembuangan.
- Buat peneduh, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan terkena langsung ke permukaan drum/tong, bahan bisa dibuat dengan memasang shading net/waring atau bisa juga dengan bahan yang murah dan mudah didapat lainnya.
Media Tanah
Tanah yang digunakan sebaiknya tanah yang tidak berpasir, tidak
terlalu liat serta masih memiliki kandungan hara, disarankan untuk
menggunakan media tanah dari sawah, atau dapat pula menggunakan media
tanah bekas pemeliharaan ikan lele.
Untuk melakukan pematangan media tanah tahapan yang dilakukan yaitu :
- Masukkan tanah kedalam drum/tong hingga ketinggian 30–40 cm.
- Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang.
- Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong.
- Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah lembut dan gembur.
Media Instan Bokashi
Media instan ini dibuat diluar drum/tong yang merupakan campuran
bahan utama dan bahan campuran. Penggunaan 100 kg bahan akan
menghasilkan 90 kg media instan bokashi. Setiap drum/tong ukuran 200
liter dibutuhkan 45 kg bokashi.
Bahan utama terdiri atas :
- Jerami Padi (40%).
- Pupuk Kandang (30%) atau bisa digantikan dg suplemen organik HOLLY Land Plus, dg perbandingan 5% - 10% terhadap volume bokashi
- Bekatul/dedak (20%).
- Potongan batang pisang (10%).
Bahan campuran terdiri atas :
- EM4.
- Air sumur.
- Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan molases.
Cara membuat Media Instan Bokashi :
- Cacah jerami dan potongan batang pisang kemudian keringkan. Tanda bahan sudah kering adalah hancur ketika digenggam.
- Campuran cacahan bahan diatas dengan bahan pokok lain dan aduk hingga merata.
- Campurkan bahan campuran sedikit demi sedikit tapi tidak terlalu basah.
- Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4–7 hari. Bolak balik campuran agar tidak membusuk.
Mencampur Media
- Masukkan media instan kedalam tong dan aduk hingga merata.
- Massukkan air kedalam drum/tong hingga ketinngian 5 cm dan diamkan hingga terdapat plankton dan cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung drum/tong tidak perlu ditutup.
- Keluarkan air dari drum/ tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian yang sama.
- Massukkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak ¾ bagian dan ikan ikan kecil.
- Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan selama 2 hari.
Yang perlu diperhatikan ketinggian seluruh media , kecuali tumbuhan air tidak lebih dari 50 cm.
Memasukkan Bibit Belut
Setelah semua media budidaya tersebut siap tahapan selanjutnya
menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg
dengan jumlah bibit sebesar 80–100 ekor per kg.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan atau perawatan belut didalam tong drum/tong relatif
lebih mudah karena pemantauan budidaya relatif kecil, namun demikian
perawatan tetap harus diperhatikan, antara lain:
Pemberian Pakan
Tidak ada aturan baku volume pemberian pakan, namun sebaiknya pakan
diberikan 5% dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang sebaiknya
diberikan yaiyu cacing, kecebong, ikan ikan kecil , dan cacahan keong
mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke 3 setelah bibit
ditebar dalam drum/ tong. Pemberian pakandilakukan pada sore hari
seperti kebiasaan belut dialam yang makan disore/malam hari.
Pengaturan Air.
Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar
tidak menumpuk dan menimbulkan bibit penyakit. Pengaturan air ini dengan
cara mengalirkan air bersih kedalam drum/tong, sebaiknya air yang masuk
berupa percikan air untuk melakukan ini digunakan pipa paralon sebagai
media aliran. Sedangkan untuk saluran pembuangan dengan membuat lubang
pada drum /tong dengan ketinggian 8 cm dari genangan air di media.
Selain sebagai pengatur pembuangan sisa kotoran percikan air ini juga
berfungsi sebagai penambah oksigen.
Perawatan Tanaman Air.
Tanaman air ini digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga menjaga belut dari kepanasan.
Pemberian EM4.
EM4 berfungsi sebagai penetralisir sisa sisa pakan, selain itu juga
berfungsi untuk mengurangi bau. EM4 diberikan 2-3 kali sehari dengan
dosis ½ sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air.
Perawatan Sekitar Lokasi.
Perawatan sekitar lokasi ini untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan hama maupun predator pemangsa seperti ayam.
PEMANENAN
Pemanenan dilakukan setelah 3–4 bulan budidaya dilakukan atau sesuai
dengan keinginan kita dan keinginan (permintaan) pasar . Pemanenan untuk
media drum/tong tentunya lebih mudah, dan belut hasil budidaya siap
dipasarkan.
Untuk menunjang bududaya belut yang berkelanjutan sebaiknya juga
dipersiapkan bagaiman suplai makanan yakni cacing , keong mas , bekicot
dan lainnya. Selain itu juga diperhatikan bagaimana kelangsungan bibit
setelah panen untuk budidaya berikutnya.
Untuk menekan biaya pemeliharaan sebaiknya pakan untuk belut dibudidayakan sendiri.
Semoga bermanfaat. (dr berbagai sumber) by do editor
terkait >> Ternak Cacing Tanah
BACA JUGA :
Pembuatan Pupuk Organik Cair Mengenal Hidroponik
Ternak Ayam Kampung Super ( Organik )
Budidaya Cabe Secara Organik
Usaha Budidaya Lele Sangkuriang
Semoga bermanfaat. (dr berbagai sumber) by do editor
terkait >> Ternak Cacing Tanah
BACA JUGA :
Pembuatan Pupuk Organik Cair Mengenal Hidroponik
Ternak Ayam Kampung Super ( Organik )
Budidaya Cabe Secara Organik
Usaha Budidaya Lele Sangkuriang